Sabtu, 04 Mei 2013

Allah Maha Mendengar Walau Hanya Celotehan Hati




-Bismillaahirrahmaanirrahiim-


Keinginan untuk pergi keluar negri mulai muncul sejak saya duduk di bangku SD. Saat itu  ada guru yang menjelaskan tentang Negara Singapore yang dibilang negara paling bersih di dunia karena orang yang membuang sampah sembarangan disana akan dikenai denda 6 juta. Keinginan saya pun untuk ke Singapore mulai muncul disinyalir dari kehidupan di Indonesia yang dimana-mana selalu ada sampah berserakan seakan-akan masih belum percaya ada negara bebas sampah di dunia.

Namun, bahasan utama bukanlah itu. semakin bertambahnya waktu, ilmu tentang umrah dan haji pun mulai diberikan. Tentang ka’bah sebagai pusat kiblat para umat islam, tentang kelebihan-kelebihan beribadah di Masjidil Haram, dll. Keinginan yang sangat untuk bisa ke Baitullah baru mulai tumbuh saat saya SMA. Disisi lain, revolusi untuk bisa istiqomah menutup aurat pun ikut membersamai. Sejak itu, begitu banyak keinginan untuk ke luar negri apalagi rencana untuk melanjutkan studi di universitas sudah perlu dipikirkan. Dan ternyata memang saya dapat universitas luar negri, swasta :D hehe.

Perkataan yang saya nyatakan, tulisan yang  saya torehkan, selalu ada keinginan untuk dapat keliling dunia terutama yang sedari kecil sudah membuat saya penasaran yaitu Singapore. Namun, di setiap perkataan saya, di setiap tulisan yang tertoreh, hati ini selalu ada yang ikut berceloteh. Ketika saya berkata ingin ke Singapore, hatipun berceloteh “Tapi sebelumnya ingin ke Baitullah dulu”. Ketika saya berkata ingin ke swiss dimana tempat penghasil keju yang saya suka, hatipun berceloteh “Tapi sebelumnya ingin ke Baitullah dulu”. Ketika saya ingin ke paris dimana tempat karya-karya arsitektur ternama, hatipun berceloteh “Tapi sebelumnya ingin ke Baitullah dulu”. Dan begitulah seterusnya seakan-akan telah menjadi sebuah reflek ketika begitu banyak keinginan untuk keluar negri,  hatipun selalu berceloteh “Tapi sebelumnya ingin ke Baitullah dulu”. Rasanya, ada keraguan untuk bisa keluar negri sebelum mengunjungi Baitullah.

Alhamdulillah ternyata Allah Maha Mendengar walau hanya celotehan hati. Paspor pertama saya menuju ke Baitullah, Subhanallahi Walhamdulillah Wa laailaahailallahu Allaahuakbar..

Sebelumnya, saya pun pernah mendapati kebesaranNYA pada orang lain. Ada seorang wanita yang ketika ditanya “Kapan menikah?”, dia menjawab “insyaAllah setelah apoteker”. Begitulah jawabannya setiap ada pertanyaan tersebut. Disaat sebelum menjadi apoteker ternyata ada yang melamarnya, diterima, namun ternyata di tengah jalan ada kendala yg mengharuskan pembatalan pernikahannya. Waktu demi waktu, ternyata wanita tersebut menikah juga. Ya, setelah dia mendapat gelar apoteker :D. Mungkin jika ada yang ditanya “Kapan target hafal Al-qur’an?” jawabannya “Sebelum menikah”, bisa jadi Allah belum mengijinkan sebuah pernikahan sebelum usai menghafal Al-qur’an. Mungkin jika ada yang ditanya “Kapan mau menikah?” jawabannya “umur 25 tahun”, bisa jadi Allah baru mendatangkan jodoh dan kemantapan setelah umur 25 tahun. Beberapa perumpamaan tersebut adalah pertanyaan dan jawaban yang sering saya dapati.

Allah itu Maha Mendengar celotehan hati hambaNYA, apalagi perkataan yang terucap. Disinilah peran barakahnya “Diam itu Emas” untuk bisa berpikir dulu sebelum berkata.

“Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.” (QS. Thaahaa : 7)
Silahkan jika ada perkataan yang kurang pas bisa berbagi saran. Maklum, masih penulis amatir :D hehe.. Salam Sukses untuk semua ^_^..